Mungkin saja efeknya kekulit seringkali tak kita perdulikan, yang kita tahu penyebabnya adalah karena udara yang kotor dlsb. Mungkinkah dengan mencium aroma bunga yang semerbak dikala bekerja mampu meningkatkan semangat kerja kita di kantor? Patut dicoba sebagai pembuktian. Aroma sangat mampu membuat anda merasa jauh lebih percaya diri tanpa harus selalu menggunakan parfum yang serba mewah hitung-hitung mengurangi ketergantungan pada alkohol yang terkandung dalam parfum. Itu berarti pernyataan saya tadi semakin benar. “Anda pasti akan menarik nafas anda dalam-dalam ketika mencium aroma semerbak itu.” Adakalanya melihat dari kenyataan yang ada mata setiap makhluk hidup memiliki kekuatan emosional yang luar biasa pada objek tersebut. Semerbak aroma bunga membius hingga ke dalam dunia khayal yang tak menentu itu, membuat alam bawah sadar kita memiliki sejuta insfirasi. “Kalau menginginkan mimpi yang indah dalam tidurmu, maka letakkanlah di ujung hidung anda setangkai bunga yang beraroma harum, maka kemungkinan besar anda akan bermimpi yang indah-indah sebaliknya bila kita meletakkan bau-bauan yang tak sedap di bagian ujung hidung anda, maka andapun akan bermimpi yang kurang menyenangkan.” Kurang lebih begitulah ceritanya. “Memang bunga bukan seorang peramal (oracle).” Ada sebuah media informasi yang mengatakan kalau para peneliti mimpi mampu membeberkan kebenaran yang di ceritakan oleh aroma bunga. Tak dinanya aroma yang ditebarnya akan merunut kisah sejuta misteri masa lalu dan pengharapan yang diinginkan untuk meraub satu keuntungan di masa depan.
Barulah aroma tersebut berpetualang menelusuri syaraf-syaraf perasa yang ada dalam kepala kita, mencipta rasa indah secara langsung kebathin kita. Tanpa memandang jenis kelamin aroma bunga yang terbawa oleh angin menusuk secara langsung ke dalam hidung kita yang diketahui sebagai salah satu indera penciuman sangat peka. Dari semerbaknya aroma bunga yang meniti alam khayal kita, alam bawah sadar yang sulit ditebak oleh siapapun, untuk itulah saya mengilustrasikan kalau kita sudah dihipnotis olehnya “Aroma bunga.” Membuktikan kalau kita sebagai pengadaptasi dan penerima aroma sejati bersaing erat dengan makhluk ciptaan lainnya. Menggoreskan ke bagian yang menebar aroma, satu tindakan sulit untuk dilakukan. Sebagai makhluk perasa, kita mempunyai ikatan secara langsung tak terkecuali karena adanya tingkat emosi yang tak terkendali dalam hati dan hati kita. Imbas kematian sepertinya tak berlaku didalamnya. Ketika mata tertuju pada objek tersebut, maka dengan menatapnya memberikan pengaruh positif dalam kepala mereka.
Emosi tak terbendung menyibak haru kelam yang menggelayut dalam dada. “The Flowers” itu adalah objek yang seringkali banyak orang mengakui kalau keindahannya mampu memberikan berjuta inspirasi.
Ingin kuganti rona kelabu dengan warna merah atau rona putih, biar aku bisa menangkap semua bentang alam dan menjelaskan betapa lirihku bisa diperhatikan mudah dimengerti oleh mereka yang tak bisa merabanya dengan mata, tapi aku berharap dengan penuh kesungguhan suatu saat lirih dan ratapan malamku ini mampu membekas secara ajaib ke dalam titik hitam yang jauh tersembunyi di balik kelam itu. Ratapanku saja tak mungkin bisa di dengar oleh miliaran orang di bumi, rupaku saja yang mengisyaratkan berjuta warna kekelaman malam. Ku tak pernah bertatap lagi dengan rona malam yang menyelimuti atmosfer bumi. Usiaku memang bukanlah usia muda yang penuh berjuta gejolak akan seribu satu cerita kebutuhan yang mengarahkan aku masuk ke dalam perangkap kematian harfiah lirihku. Laraku tak pernah mau mengujar lebih jauh memajang al-kisah kenistaan yang terbuang karena alasan yang tak jelas sepanjang hidupku. Mengerjan satu keistimewaan ketika aku merintih, meski aku tak sepenuhnya setuju melakukannya. I need LoveLirihku tak mengeluarkan suara keras.
0 kommentar(er)
